Slogan : Lindungi Flora & Fauna, Yes....!

Selasa, 13 Desember 2011

Elang Perut-Karat

Teman-teman, aku mau mengenalkan satu burung, yaitu burung ELANG PERUT-KARAT, apa kamu sudah kenal dengan jenis Aves ini? Kalau belum, aku kasih tau nih!
Dari segi habitat dulu ya. Elang perut-karat mendiami kawasan hutan di pinggir hutan. Di kawasan tersebut burung ini terbang mengitari wilayahnya untuk memburu mangsanya. Elang perut-karat menyerang mangsanya yang ada di permukaan tanah atau di tajuk pohon secara cepat. Di habitat aslinya, elang yang mempunyai spesies Hieraaetus kienerii ini, suka memakan/memangsa burung (termasuk ayam hutan dan merpati) dan mamalia seperti tupai.
Sekarang kita lanjut yuk, ke segi cara berkembang biaknya. Di Asia Selatan, musim berbiak burung yang berfamili Accipitridae ini, terjadi pada sekitar bulan Desember hingga bulan Maret. Induk elang perut-karat secara bergantian mengerami 1 butir telurnya pada sarang berukuran besar di tajuk tertinggi pohon hutan yang lebat.
Nah, yang terakhir aku akan menjelaskan ciri khusus dari burung ini. Sedangkan ciri-cirinya:

1) Berukuran sekitar 50 cm.
2) Memiliki jambul pendek.
3) Tubuh berwarna coklat kemerahan, hitam, dan putih.
4) Burung dewasa : mahkota, pipi, dan tubuh bagian bawah berwarna kehitaman; ekor berwarna coklat dengan garis hitam tebal dan ujung putih; dagu, tenggorokan, dan dada berwarna putih bercoret hitam; sisi tubuh, perut, paha, dan bagian bawah ekor berwarna coklat kemerahan dengan coretan hitam perut.
5) Burung remaja : tubuh bagian atas berwarna coklat kehitaman dengan bercak kehitaman pada mata; alis dan tubuh bagian bawah berwarna keputih-putihan; iris berwarna merah; paruh berwarna kehitaman; dan kaki berwarna kuning.
Udah jelas kan seputar tentang burung Elang Perut-Karat, kalau udah berarti saatnya aku mengucapkan “Alhamdulillah”. Wassalam.....
Baca selengkapnya....

Jamur Lentera Bercahaya

Bercahaya di kegelapan hutan. Bukan peri, bukan kunang-kunang, bukan pula lentera. Itulah jamur lentera yang bercahaya. Ada 3 keunikannya :
1. Gelap Gulita
Jamur lentera adalah jamur yang bercahaya. Jamur ini hidup bergerombol di serasahan hutan. Ia paling suka tinggal di kayu oak dan ekaliptus. Dahulu, jamur bercahaya ini berjasa membimbing orang pulang ke rumahnya di tengah hutan. Seperti lentera pemandu jalan di malam gelap. Jika kamu ingin melihat jamur lentera bercahaya di hutan, kamu tidak boleh memakai senter atau lampu. Maka kita harus terbiasa melihat di kegelapan. Baru setelah itu, pelan-pelan akan terlihat cahaya-cahaya hijau di kegelapan hutan. Kadang-kadang cahayanya pudar, kadang-kadang terang. Itulah cahaya jamur lentera yang banyak ditemukan di hutan saat malam. Eits, tapi jangan kamu ambil untuk dimasak ya, karena jamur ini merupakan jamur yang beracun.
2. Dari Oksigen, Untuk Cahaya
Jamur yang mempunyai nama latin Omphalotus olivascens ini, hanya bercahaya jika ada oksigen. Oksigen diperlukan agar zat pembawa cahaya bisa mengeluarkan cahayanya. Zat pembawa cahaya pada jamur disebut zat luciferan. Jamur lentera berukuran besar, cahayanya cukup sebagai penerang saat kita membaca buku.

3. Menakut-nakuti
Jamur yang mempunyai julukan Jack The Lantern (Jack si lentera) ini, mengeluarkan cahaya ada tujuannya juga, lo. Cahaya itu dikeluarkan untuk menarik binatang datang. Rupanya, jamur lentera memerlukan bantuan binatang untuk menyebarkan bayi-bayi jamur. Bayi jamur itu berwujud spora atau butir-butir kecil yang tidak terlihat mata telanjang. Selain itu, jamur juga menggunakan cahaya untuk menakut-nakuti binatang agar tidak makan jamur. Wuah, pintar juga, ya jamur lentera ini!!!!
Baca selengkapnya....

Berkenalan Dengan Burung Gagang-Bayam Timur

Kalau burung yang satu ini kamu sudah kenal belum?
Hah, masa sih kamu belum kenal! Ya sudah, aku kasih tau
Burung ini bernama BURUNG GAGANG-BAYAM TIMUR, burung ini adalah burung yang memiliki ukuran panjang tubuh sekitar 37 cm. Spesies dari famili Recurvirostridae ini merupakan burung yang biasa hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Sekarang kita pelajari, di mana sih habitat burung ini? OK! Aku jelasin. Habitat burung yang mempunyai spesies H. himantopus (disputed) ini, adalah di rawa payau, rawa tawar, danau dangkal, tepi sungai, sawah, beting lumpur, dan tambak garam. Di habitatnya, burung gagang-bayam timur ini suka sekali memakan invertebrata kecil.
Selanjutnya, kita pelajari cara berkembang biaknya, ya! Tenang, aku akan jelasin dengan ikhlas, he 3x. Burung ini berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Musim berkembang biak burung ini terjadi pada sekitar bulan Mei-Agustus, ia akan bertelur sebanyak 3-4 butir.
Nah, kalau kamu ingin melihat burung ini di alamnya, kamu harus tau ciri khusus yang dimiliki burung ini dulu, biar enggak keliru sama burung yang lain. Nih, ciri khususnya :

1) Bulu berwarna hitam dan putih.
2) Kaki panjang berwarna merah jambu.
3) Kepala dan tubuh putih, sedangkan sayap, tengkuk, leher belakang berwarna hitam.
4) Iris berwarna merah jambu.
5) Paruh berwarna hitam.
Sekarang sudah paham, kan! Kalau enggak paham kamu sungguh ‘TERLALU’, ntar dimarahin bang Roma, loh. He..he..he..
Baca selengkapnya....

Senin, 12 Desember 2011

Tanaman Tangan Buddha

Bapak-bapak/Ibu-ibu serta teman temanku setanah air Indonesia, aku mau tanya, kamu ingin berkenalan dengan salah satu tanaman yang unik ini gak? Namanya tangan Buddha. Eits, bukan berarti tangannya patung buddha yang ada dicandi-candi itu, lho. Tapi, benar-benar tanaman. Penasaran ya? Ini dia artikelnya.
Jangan kaget, ya. Buah ini masih sekeluarga dengan jeruk, lho. Tapi, kok bentuknya nggak ada mirip-miripnya ya sama jeruk. Soalnya, buah ini berbentuk jari-jemari sebuah tangan dalam posisi setengah terbuka. Jumlah jarinya beragam, mulai dari 5 sampai 25 jari. Katanya sih, kalau pemilik kebun mendapatkan buah dengan jumlah jari yang semakin banyak, maka pemilik kebun itu akan semakin beruntung. Duh, ada-ada saja!


Jari jemari yang dimiliki oleh buah yang memiliki nama latin Citrus medicavar.sarcodactylis itu, sebenarnya kulit buah yang sangat tebal dan berbenjol-benjol. Benjolan itu tersusun rapi membentuk jari tangan yang setengah terbuka. Ada banyak julukan nih, buat si tangan buddha ini, antara lain : tangan dewa, kuku macan (Aceh), bushukan (Jepang), hiong-I (Cina & Myanmar), dan julukan-julukan yang lainnya.
Pohon tangan buddha merupakan pohon perdu. Batangnya panjang, tidak beraturan, dan memiliki banyak duri. Daunnya besar berwarna hijau muda. Bunganya berwarna putih, harum baunya. Tangan buddha hampir tidak memiliki daging. Bahkan, bijinya pun kadang tak ada. Hampir keseluruhan isinya hanya berupa kulit. Kulit ini banyak mengandung minyak atsiri sehingga baunya sangat tajam. Banyaknya kandungan atsiri juga membuat buah ini getir rasanya.
Meski tak bisa dimakan langsung, tangan buddha banyak manfaatnya: Jika “jemari” buah ini dipotong lalu diiris, kita bisa menggunakannya sebagai pengharum ruangan atau pengharum pakaian, Jika irisan buah itu dikeringkan, bisa manjadi obat, Bisa dijadikan manisan sukade untuk hiasan kue. Cake bertabur sukade rasanya, yummy....., Dengan bentuknya yang cantik itu, bisa juga dijadikan sebagai penghias ruangan. Itung-itung gantiin vas bunga jadi vas tangan buddha. He..he..he...
Nah, udah gak penasaran lagi, kan. Ini gak bermaksud mencela orang yang beragama buddha, kok. Kan memang ada tanamannya. Ingat semboyan Indonesia “BHINNEKA TUNGGAL IKA” artinya walaupun berbeda-beda tetapi tatap satu juga.
Baca selengkapnya....