Bapak-bapak/Ibu-ibu serta teman temanku setanah air Indonesia, aku mau tanya, kamu ingin berkenalan dengan salah satu tanaman yang unik ini gak? Namanya tangan Buddha. Eits, bukan berarti tangannya patung buddha yang ada dicandi-candi itu, lho. Tapi, benar-benar tanaman. Penasaran ya? Ini dia artikelnya.
Jangan kaget, ya. Buah ini masih sekeluarga dengan jeruk, lho. Tapi, kok bentuknya nggak ada mirip-miripnya ya sama jeruk. Soalnya, buah ini berbentuk jari-jemari sebuah tangan dalam posisi setengah terbuka. Jumlah jarinya beragam, mulai dari 5 sampai 25 jari. Katanya sih, kalau pemilik kebun mendapatkan buah dengan jumlah jari yang semakin banyak, maka pemilik kebun itu akan semakin beruntung. Duh, ada-ada saja!
Jari jemari yang dimiliki oleh buah yang memiliki nama latin Citrus medicavar.sarcodactylis itu, sebenarnya kulit buah yang sangat tebal dan berbenjol-benjol. Benjolan itu tersusun rapi membentuk jari tangan yang setengah terbuka. Ada banyak julukan nih, buat si tangan buddha ini, antara lain : tangan dewa, kuku macan (Aceh), bushukan (Jepang), hiong-I (Cina & Myanmar), dan julukan-julukan yang lainnya.
Pohon tangan buddha merupakan pohon perdu. Batangnya panjang, tidak beraturan, dan memiliki banyak duri. Daunnya besar berwarna hijau muda. Bunganya berwarna putih, harum baunya. Tangan buddha hampir tidak memiliki daging. Bahkan, bijinya pun kadang tak ada. Hampir keseluruhan isinya hanya berupa kulit. Kulit ini banyak mengandung minyak atsiri sehingga baunya sangat tajam. Banyaknya kandungan atsiri juga membuat buah ini getir rasanya.
Meski tak bisa dimakan langsung, tangan buddha banyak manfaatnya: Jika “jemari” buah ini dipotong lalu diiris, kita bisa menggunakannya sebagai pengharum ruangan atau pengharum pakaian, Jika irisan buah itu dikeringkan, bisa manjadi obat, Bisa dijadikan manisan sukade untuk hiasan kue. Cake bertabur sukade rasanya, yummy....., Dengan bentuknya yang cantik itu, bisa juga dijadikan sebagai penghias ruangan. Itung-itung gantiin vas bunga jadi vas tangan buddha. He..he..he...
Nah, udah gak penasaran lagi, kan. Ini gak bermaksud mencela orang yang beragama buddha, kok. Kan memang ada tanamannya. Ingat semboyan Indonesia “BHINNEKA TUNGGAL IKA” artinya walaupun berbeda-beda tetapi tatap satu juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar