Teman-teman flora fauna, siapa yang suka masak? Kalau suka, tau gak rempah yang satu ini? Gak tau! Sungguh terlalu, he..he..he.. Ya udah aku kasih tau infonya. Buah ini namanya pala, tapi kenapa ya banyak orang yang menjuluki pala ini rempah berdarah? Apakah karena buah pala punya lapisan merah mirip darah? Penasaran, ya. Simak artikel yang satu ini.
Pala adalah bumbu atau rempah-rempah yang sangat terkenal di zaman kuno. Tanpa pala, orang Eropa tidak bisa makan daging di zaman dulu. Bayangin aja deh, saat musim dingin, orang Eropa harus punya persediaan makanan supaya bisa tetap hidup.
Sayangnya, pada masa itu belum ada kulkas. Simpanan daging jadi busuk dan tidak enak jika dimakan. Nah, jika diberi pala simpanan daging terasa lebih enak. Hmm, berkat pala, orang Eropa tetap bisa makan daging di musim dingin. Yummy....!
Sayangnya lagi, pala bukanlah barang yang dibilang murah. Orang Eropa Kuno membeli pala dari pedagang Arab dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, orang Eropa berusaha mencari tahu negeri penghasil buah yang memiliki nama latin Myristica fragrans ini. Namun, orang Arab menyimpan rahasia itu rapat-rapat. Mereka bilang, buah pala ini diperoleh dari negeri yang sangat jauh, dijaga monster ganas di hutan yang mengerikan. Hi..hi..hi.. ada-ada saja ceritanya.
Pala adalah tanaman asli pulau Banda dan Halmahera di Indonesia. Buah ini memiliki ciri khas : Baunya wangi. Dipakai juga sebagai pengharum mulut. Orang Banda memanen buah pala yang berjatuhan di bawah pohon pala yang ada di hutan. Mereka menukar buah pala dengan keramik yang dibawa oleh pedagang Cina. Pedagang Cina lalu menjual buah pala kepada pedagang Arab. Dari pedagang Arab itulah, buah pala bisa sampai di tangan-tangan raja-raja Eropa.
Tapi gara-gara pala, banyak perang terjadi di masa lalu. Orang Belanda memerangi penduduk Banda untuk menguasai pala. Orang Spanyol dan Inggris berperang dengan orang Belanda untuk merebut pasar pala. Sampai akhirnya, Belanda memberikan Pulau New Amsterdam – sekarang kota Manhattan di New York –kepada Inggris agar perang berakhir. Hmm, karena itulah buah pala dijuluki rempah-rempah berdarah. Duh, jadi belajar Sejarah lagi, dech.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar